Wednesday, 8 May 2013

Masalah Perekonomian di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Qatar Telecom telah mengubah mereknya menjadi Ooredoo pada 11 Maret 2013. Qatar Telecom adalah anak perusahaan pertama dari Ooredoo (dahulu Qtel Group) yang resmi mengadopsi merek tersebut sejak diluncurkan pada Februari 2013. Lalu, bagaimana dengan Indosat?

Di Indonesia, Indosat adalah anak perusahaan dan mayoritas sahamnya dimiliki Ooredoo. Namun, belum diketahui kapan dan bagaimana Indosat akan mengadopsi merek itu. Ooredoo berharap, setiap anak perusahaannya di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tenggara bisa mengadopsi merek baru secara bertahap pada 2013 dan 2014.

"Implementasi merek Ooredoo di Indosat akan mempertimbangkan kepentingan pelanggan, komunitas di Indonesia, dan pemegang saham minoritas," kata Presiden Direktur & CEO Indosat Alexander Rusli dalam siaran pers yang diterima KompasTekno, Kamis (20/3/2013).

Ia menyadari, merek Indosat sudah punya kekuatan dan memiliki hubungan dengan masyarakat.

Perusahaan lain yang mayoritas sahamnya dimiliki Ooredoo adalah Wataniya di Kuwait, Nawras di Oman, Tunisiana di Tunisia, Nedjma di Algeria, dan Asiacell di Irak. Semuanya akan mengadopsi nama Ooredoo.

Komisaris Utama Ooredoo HE Sheikh Abdullah Bin Mohammed Bin Saud Al Thani menyatakan, merek baru ini menunjukkan niat untuk menjadi lebih dekat dan mendukung berbagai kegiatan pelanggan.

"Kami bangga bahwa untuk kali pertama bisnis kami dimulai di Qatar, sebagai awal, dan saat ini telah menjadi merek global. Kami tidak hanya menyambungkan komunikasi bagi pelanggan, tetapi juga akan meningkatkan dan mendukung masyarakat Qatar serta membantu untuk mencapai tujuan-tujuan hidupnya," kaya Sheikh Abdullah.

Sejak sentral telepon dioperasikan di Qatar tahun 1949, Ooredoo telah menjadi perusahaan yang melayani kebutuhan komunikasi. Saat ini Ooredoo sedang menyiapkan layanan pita lebar seluler 4G LTE secara komersial di Qatar.

Perusahaan menjelaskan, tampilan merek Ooredoo memperlihatkan pesan utama, yaitu dimulainya visi baru yang direalisasikan melalui strategi, nama dan logo, serta desain kreatif.

Lingkaran-lingkaran dalam logo merepresentasikan komunitas yang juga tecermin dalam merek ini. Warna merah merepresentasikan kehangatan, energi dan jiwa muda, yang akan direfleksikan dalam iklan dan ritel. Secara keseluruhan logo ini menampilkan elemen keyakinan, energi, dan empati.  
Editor :
Reza Wahyudi
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2013/03/20/12401099/Qatar.Telecom.Ganti.Nama.Jadi.Ooredoo..Indosat.Kapan
Analisis: Teori dependensi baru
Pada masa krisis moneter dan krisis kepercayaan melanda bumi Indonesia tercinta banyak sekali permasalahan yang timbul akibat dari hal ini. Dampaknya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat adalah makin meningkatnya jumlah angka kemiskinan yang seharusnya turun dengan adanya program-program yang dilaksanakan pemerintah bukan menjadi semakin terpuruk. 
Hal itupun dirasakan oleh pemerintah Indonesia sebagai masalah baru yang harus diselesaikan secepatnya. Jika tidak kondisi atau keadaan akan semakin terpuruk dan akan menimbulkan kekacauan, konflik, tindak kriminal, dan lain sebagainya. 
Pada awal-awal terjadinya krisis moneter pemerintah Indonesia sangat bergantung sekali dengan pihak luar. Karena pemerintah harus membangun negara ini dari tahap yang terkecil hingga tahap yang terbesar. Kebijakan pemerintah pada saat itu adalah dengan menerima bantuan dana dari IMF (International Monetary Foundation) berupa bantuan pinjaman dana yang harus dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Setelah krisis moneter telah berlalu yang ditandai dengan membaiknya kondisi ekonomi dan segala aspek kegiatan di segala bidang serta hutang bantuan dana yang telah dilunasi, negara ini tetap masih mengantungkan perputaran roda pemerintahan ini kepada negara-negara luar. Hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya investor asing yang menduduki peringkat atas dalam pemegang kekuasaan di industri-industri. Saham-saham yang dimiliki Indonesia pun ada sebagian dijual kepihak asing misalnya, Indosat, HM Sampoerna, dan lain-lainnya. Hal ini, dapat membuktikan bahwa perekonomian negara ini masih bergantung dengan negara-negara asing, dalam ini mengenai penanaman dana investor untuk industri-industri di Indonesia, yang berakibat pemerintah Indonesia sangat sulit lepas dari ketergantungan. 
Cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan masalah kepemilikan investor asing di perusahaan Indonesia dan meredakan ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap pihak asing ataupun ekonomi internasional adalah :
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus segera menerapkan mekanisme monotoring secara ketat tentang aliran dana masuk ke sistem perbankan, dan mempersiapkan perangkat pelindung hukum berupa peraturan yang mengatur kewenangan otoritas moneter/fiskal dalam mengontrol aliran dana asing.
Bank Indonesia (BI) harus mengontrol dan mengatur dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang dapat ditempatkan pada instrumen SBI atau diinvestasikan pada obligasi pemerintah.
Pemerintah harus memperketat pemberian izin perubahan status kepemilikan badan usaha dalam negeri menjadi kepemilikan saham oleh perorangan atau badan  milik asing, termasuk perusahan pemegang saham lama namun berkedudukan diluar negeri.
Pemerintah harus meningkatkan kontrol aliran dana dari perusahaan yang berkedudukan di Indonesia namun yang dimiliki badan usaha yang berkedudukan di luar negeri. 

No comments:

Post a Comment